audit siklus akuisisi dan pembayaran



MAKALAH
AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN, SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN UTANG USAHA

images.jpg
DISUSUN OLEH
DWI ANGGITA                    (22 2014 369)
ARIES SINTIA                     (22 2014 413)
ANI SAFITRI                        (22 2014 399)
HELIN NURHASANA         (22 2014 383)
ANSOR                                  (22 2014 386)


MATA KULIAH : PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
DOSEN PEMBIMBING : H. PONI INDRA SE. MM. QIA. Ak. CA.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PALEMBANG
2017/2018
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang di ridhoi Allah SWT.
Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II  yang dimanatkan oleh dosen kami. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini banyak sekali kekuranggannya baik dalam cara penulisannya maupun isinya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran : Pegujian Pengendalian, Substantif, Atas Transaksi Dan Utang Usaha.






                                                                                                  Palembang,  Oktober 2017

Penyusun


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keseluruhan dalam audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk akuisisi tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku  umum. Pembayaran untuk barang dan jasa merupakan aktivitas penting bagi seluruh entitas. Aktivitas tersebut secara langsung mengurangi saldo akun utang, terutama utang dagang. Dokumen yang berhubungan dengan proses pengeluaran kas yang harus diperiksa auditor terdiri atas, cek, berkas transaksi pengeluaran kas, daftar pengeluaran kas, dan lain-lain.
Dalam audit tertentu, akun yang paling banyak menghabiskan waktu untuk diverifikasi dengan pengujian subtantif atas perincian saldo adalah piutang dagang, persediaan, asset tetap, utang dagang, dan akun beban. Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi  untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu: Pengujian akuisisi, meliputi tiga dari empat fungsi bisnis yang di bahas diawal bab ini, pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang. Pengujian pembayaran, yang meliputi fungsi ke empat yaitu pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.
B. Tujuan
1.      Mengetahui akun dan klasifikasi transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
2.      Mengetahui fungsi-fungsi dalam siklus dan dokumen dan pencatatan terkait akuisisi dan pembayaran.
3.      Mengetahui pengaruh e-commerce dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
4.      Mengetahiu metodologi desain pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi.
5.       Mengetahui metodologi desain pengujian perincian saldo utang dagang.

C.  Rumusan Masalah
1.      Apa saja akun dan klasifikasi transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran?
2.       Apa fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen dan pencatatan terkait akuisisi dan pembayaran ?
3.       Bagaimana pengaruh e-commerce dalam siklus akuisisi dan pembayaran !
4.      Bagaimana metodologi desain pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi !
5.      Bagaimana metodologi desain pengujian perincian saldo utang dagang!



















BAB II
PEMBAHASAN

A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran
            Tujuan audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi  oleh akuisis  barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan ke dalam siklus:
1. Akuisisi barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian
Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam akun T pada gambar dibawah ini. Akun pengendalian untuk tiga kategori biaya yang paling banyak digunakan oleh perusahaan. Untuk setiap akun pengendalian, juga diberikan contoh untuk akun beban anak perusahaannya perlu digarisbawahi bahwa akun dalam jumlah besar dipengaruh oleh siklus ini. Oleh karenanya tidak mengherankan jika proses audit untuk siklus akuisisi dan pembayran memakan waktu yang lebih lama daripada siklus lainnya.
            Pada gambar dibawah, menunjukkan bahwa setiap transaksi akan didebet atau dikredit ke utang dagang. Oleh karena banyak perusahaan banyak melakukan akuisisi melalui kas kecil maka gambar ini sebenarnya sangat sederhana. Diasumsikan bahwa akuisisi yang dibayar tunai diproses dengan cara yang sama dengan yang menggunakan utang dagang.



Gambar akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran

B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Terkait
            Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan barang jasa, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.
Klasifikasi Transaksi
Akun
Fungsi-fungsi Bisnis
Dokumen dan Pencatatan
Akuisisi
Persediaan
Aset Tetap
Beban dibayar di muka
Peningkatan sewa guna
Utang dagang
Beban manufaktur
Beban penjualan
Beban administrasi
Pemprosesan pesanan pembelian

Penerimaan barang dan jasa
Pengakuan utang
Permintaan pembelian
Pesanan pembelian

Laporan penerimaan

Faktur dari vendor
Memo debet
Voucher
Berkas transaksi akuisisi
Jurnal atau daftar akuisisi
Berkas utama utang dagang
Neraca saldo utang dagang
Laporan dari vendor
Pengeluaran kas
Kas di bank (dari penegluaran kas)
Utang dagang
Diskon pembelian
Pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas
Cek
Berkas transaksi pengeluaran kas
Jurnal atau daftar pengeluaran kas

1. Memproses Pesanan Pembelian
Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini. Bentuk pasti dari permintaan itu dan persetujuan yang diperlukan tergantung pada sifat barang atau jasa serta kebijakan perusahaan. Dokumen yang umum digunakan meliputi:
a. Permintaan pembelian (Purchase Requistion)
            Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang berupa permintaan akuisisi seperti atas bahan oleh seorang mandor ruangan penyimpan, perbaikan oleh pihak luar oleh personil kantor atau pabrik, atau permintaan asuransi dari wakil direktur penanggung jawab aset tetap. Perusahaan biasanya bergantung pada spesifikasi pencatatan pesanan yang terkomputerisasi untuk mengawali permintaan pembelian persediaan secara otomastis.
index.png
Gambar dokumen permintaan pembelian
b. Pesanan pembelian
            Pesanan pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait barang dan jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan otorisasi pembelian. Perusahaan biasanya menyerahkan pesanan pembelian secara elektronik kepada vendor yang menyediakan pertukaran data elektronik (Elektronic Data Interchange/EDI).
dokemen pesnan pembelian.png
Gambar dokumen pesanan pembelian
2. Penerimaan Barang dan Jasa
            Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan merupakan titik kritis dalam siklus ini karena pada waktu inilah biasanya perusahaan mengakui adanya akuisisi dan utang yang terkait dalm pencatatan mereka. Saat barang diterima, dibutuhkan pengendalian yang memadai untuk menguji deskriptif, kuantitas, waktu tiba, dan kondisi barang yang dibeli. Laporan penerimaan adalah selembar kertas atau dokumen elektronik yang disiapkan pada saat barang diterima. Laporan tersebut mencakup deskriptif barang jumlah diterima, data yang diterima, dan data penting lainnya.
barang dan jasa diterima.png
Gambar dokumen penerimaan barang dan jasa
3. Mengakui Kewajiban
            Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan pencatatan yang tepat waktu dan akurat. Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual, karena itu perusahaan harus berhati-hati mencantumkan semua transaksi, hanya akuisisi yang di lakukan, dan pada jumlah yang tepat. Dokumen dan catatan yang umum meliputi:
a. Faktur vendor
            Faktur vendor adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terhutang atas suatu akuisisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang serta jasa yang diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal penagihan, dan total jumlahnya. Faktur vendor sangat penting karena menunjukan jumlah yang tercatat dalam berkas transaksi pembelian. Untuk perusahaan yang menggunakan EDI, faktur vendor dikirimkan secara elektronik, sehingga cara mengauditnya akan berbeda.
gambar faktur vendor.pngGambar faktur vendor
b. Memo Debet
            Memo debet adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan jumlah yang terhutang kepada vendor akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan. Memo debet biasanya menggunakan formulir yang sama dengan faktur vendor, tetapi informasi didalamnya adalah tentang pengurangan dalam utang dagang, bukan penambahan.
gambar memo debet.pngGambar memo debet
c. Voucher
            Voucher sering digunakan organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi no urut. Voucher meliputi lembaran kertas atau suatu bundel berisi dokumen terkait, seperti pesanan pembelian, salinan berkas pengepakan, laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayran, salinan cek, ditambahkan ke dalam bundel voucher tersebut.
gambar vucher.png
Gambar Voucher
d. File Transaksi Akisisi
            File transaksi akuisisi adalah file yang dibuat komputer yang meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode. File ini berisi semua informasi yang dicantumkan ke dalam sistem dan meliputi informasi tentang setiap transaksi. Seperti nama vendor, tanggal, jumlah, klasifikasi akun, dan deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang dibeli. Berkas transaksi akuisisi juga meliputi retur dan cadangan pembelian atau berkas terpisah untuk transaksi tersebut. Informasi dalam berkas ini sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan, menggunakan bermacam-macam pencatatan, daftar atau laporan, seperti jurnal akuisisi, berkas utama utang dagang, dan transaksi untuk saldo akun atau divisi tertentu.
e. Jurnal Daftar Akuisisi
            Jurnal akuisisi atau listing mengidentifikasi apakah akuisisi dilakukan secara tunai atau dengan piutang usaha. Jurnal atau listing dapat mencakup periode selama sebulan. Transaksi dicatat ke buku besar, ke file induk utang usaha. Daftar atau laporan yang dibuat dari berkas transaksi akusisi dan berkas terkait meliputi nama vendor, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau peralatan. Jurnal atau daftar akuisisi meliputi total setiap nomor akun dalam setiap periode. Transaksi yang sama dalam jurnal atau daftar tersebut juga di-posting secara simultan ke buku besar dan juka termasuk utang, maka dimasukkan dalam berkas utama utang dagang.
gambar jurnal atau daftar akuisisi.png
Gambar jurnal atau daftar akuisisi
f. File Induk Utang Usaha
            File induk utang usaha mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file transaksi akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi. Hasil cetak berkas utama utang dagang menunjukan, diurutkan per vendor, saldo awal utang dagang, setiap pembelian, retur dan cadangan pembelian, pengeluaran kas, dan saldo akhir.
file induk utang usaha.png
Gambar file induk utang usaha
g. Neraca Saldo Utang Usaha
            Neraca saldo utang usaha mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada suatu titik waktu neraca tersebut di buat secara lansung dari file induk utang usaha.
saldo utang dagang.pngGambar saldo utang usaha
i. Laporan Vendor
            Laporan vendor adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir. Saldo akhir dan aktivitas ini merupakan representasi vendor dalam transaksi periode tertentu, bukan reprensentasi klien.
4. Memproses dan Mencatat Pengeluaran Kas
            Pembayaran atas pembelian barang dan jasa merupakan aktifitas yang diginifikan bagi semua entitas. Aktifitas tersebut secara langsung akan mengurangi saldo akun kewajiban, terutama utang usaha. Dokumen yang berhubungan dengan proses pengeluaran kas yang harus diperiksa auditor terdiri atas:
a. Cek
            Dokumen ini biasanya digunakan untuk membayar pembelian ketika tagihan telah jatuh tempo. Banyak perusahaan menggunakan cek berbasis komputer berdasarkan informasi yang dimasukkan dalam berkas transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima. Cek tersebut biasanya disiapkan dalam banyak salinan, dengan lembar asli diberikan kepada pihak yag dibayar, satu salinan disimpan bersama dengan faktur vendor dan dokumen terkait lainnya dan salinan lainnya disimpan secar urut nomor.
Setelah cek ditandatangani pihak yang berwenang, cek terebut menjadi aset. Oleh karenanya, cek yang telah ditandatangani seharusnya dikirimkan oleh pihak yang menandatangani atau pihak yang berada dibawah kendalinya. Ketika diuangkan oleh vendor dan dikliring oleh bank klien, cek ini disebut cek yang dibatalkan. Pada saat itu, cek bukan lagi menjadi aset, tetapi mejadi dokumen.

b. File Transaksi Pengeluaran Kas
File transaksi pengeluara kas adalah file yang dibuat dengan komputer yang mencamtumkan semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntansi selama masa periode. File ini berisi jenis informasi yang sama seperti yang dibahas untuk file transaksi akuisisi.
c. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas
Jurnal atau listing pengeluaran kas adalah laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencamtumkan semua transaksi selama setiap periode waktu. Transaksi yang sama, termasuk semua informasi yang relevan, akan dicantumkan dalam file induk utang usaha dan buku besar umum.
C. Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Akuisisi danPembayaran
Tujuan perusahaan menggunakan internet dan e-commerce untuk merampingkan proses akuisisi barang dan jasa serta proses lainnya seputar manajemen mata rantai suplai. Informasi mengenai deskripsi produk, penetapan harga, skedul pengiriman, dan syarat lainnya telah tersedia di internet melalui website vendor dan database yang dapat diakses dengan mudah lainnya. Beberapa perusahaan menggunakan ekstranet, yang merupakan jaringan kerja pribadiyang dibangun atas dasar teknologi internet, yang memungkinkan pemasok dan pelanggan bisnis mengkomunikasikan serta melakukan bisnis secara langsung dalam setting yang aman. Pengguna ekstranet dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan bisnis dengan rekan bisnis yang jauh lokasinya, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.  Perusahaan lainnya menggunakan lelang business-to-business yang diselenggarakan internet untuk menegosiasikan pembelian perlengkapan dan jasa yang diperlukan dalam lelang terbuka. Banyak yang berpendapat bahwa penggunaan internet untuk memperoleh barang dan jasa menimbulkan efisiensi pasar dan harga yang lebih murah karena pasar online akan memungkinkan jumlah pemasok dan pelanggan yang lebih besar untuk menegosiasikan pembelian serta penjualan produk dan jasa.

Berikut ini pengaruh Ee-commerce bagi perusahaan :
a.       Pemakaian jejaring ekstra memudahkan dalam melakukan bisnis dengan rekan bisnis jarak jauh yang sebelumnya bukan merupakan rekan yang diperhitungkan.
b.      Perusahaan yang saling bersaing dalam penjualan barang dan jasa dapat bekerja sama untuk membangun pasar satu lini yang mengintegrasikan penjual biasa.
c.       Perusahaan lain menggunakan lelang business-to-business yang dipandu melalui Internet untuk bernegosiasi dalam hal pembelian barang dan jasa yang diperlukan dalam lelang terbuka.
d.      Penggunaan Internet untuk mendapatkan barang dan jasa akan menghasilkan efisiensi pasar dan harga beli lebih murah karena pasar tersebut mempertemukan lebih banyak pembeli dan penjual yang bisa bernegosiasi untuk penjualan dan pembelian barang dan jasa.
e.       Penggunaan Internet untuk pembelian barang dan jasa menyebabkan pengiriman dilakukan lebih cepat karena adanya penghematan waktu pesanan pembelian secara online.
f.       Ketersediaan barang dan jasa serta informasi lain secara online, seperti informasi status pesanan, membantu mengurangi biaya-terkait-penggajian yang berhubungan dengan layanan pelanggan dan fungsi penjualan lainnya.

D. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendaliandan Pengujian Subtantif atas Transaksi
Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus akuisisidan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang, yaitu:
1.      Pengujian akuisisi: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, serta mengakui kewajiban.
2.      Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis: memroses dan mencatat pengeluaran kas.
1. Memahami Pengendalian Internal
Mempelajari diagaram alur klien, menelaah kuesioner pengendalian internal, dan melakukan pengujian garis besar terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
2. Menilai Risiko Pengendalian Terencana
  1. Mengotorisasi Pembelian
Memastikan bahwa barang dan jasa yang diakuisisi telah diotorasi oleh perusahaan dan tidak terjadi pembelian barang yang berlebih atau tidak perlu.
  1. Memisahkan Tanggung Jawab Aset dari Fungsi Lainnya
Untuk menghindari pencurian atau penyalahgunaan, barang perlu dikontrol secara fisik sejak barang diterima hingga barang tersebut digunakan atau dibuang.
  1. Melakukan Pencatatan Tepat Waktu dan Penelaahan Independen atas Transaksi
Beberapa perusahaan, pencatatan utang pembelian dilakukan berbasis penerimaan barang dan jasa. Di perusahaan-perusahaan lainnya, pencatatan ditunda sampai faktur vendor diterima.
  1. Mengotorisasi pembayaran
Pengendalian atas pengeluaran kas paling penting meliputi :
·         Penandatanganan cek oleh personel dengan otoritas yang memadai
·         Pemisahan tanggung jawab atas penandatanganan cek dan perjalanan fungsi utang dagang
·         Pemeriksaan dokumen pendukung secara saksama pada waktu cek ditandatangani oleh personel yang menandatangani cek tersebut.
3. Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian
Setelah efektivitas pelaksanaan pengendalian meningkat dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor dapat mengurangi pengujian substantif.
4. Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Pembelian
a.       Pencatatan Akuisisi Dilakukan saat Barang atau Jasa Diterima, Konsisten dengan Kepentingan Klien (Keterjadian). Pengendalian yang memadai dapat mencegah adanya pencatatan yang tidak benar, terutama duplikasi pencatatan akuisisi.
b.      Akuisisi yang Benar Terjadi Telah Dicatat (Kelengkapan)
Kurang lengkapnya pencatatan atas akuisisi barang dan jasa akan memengaruhi saldo utang dagang dan dapat menyebabkan lebih saji pada laba dan modal pemilik.
  1. Akuisisi Dicatat Secara Akurat (Akuisisi)
Lingkup pengujian perincian akun neraca dan beban bergantung pada evaluasi auditor terhadap efektivitas pengendalian internal atas akurasi pencatatan transaksi akuisisi.
  1. Akuisisi Diklasifikasi dengan Benar (Klasifikasi)
Pengujian perincian akun individu tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal telah memadai untuk memastikan kebenaran klasifikasi dalam jurnal akuisisi.
5. Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Pengeluaran Kas
Auditor biasanya melakukan pengujian terhadap pembelian dan pengeluaran kas sekaligus. Transaksi yang dipilih dari jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumen akuisisi lainnya diperiksa bersama dengan cek yang dibatalkan. Oleh karena itu, verifikasi dilakukan secara efisien tanpa mengurangi efektivitas pengujian.
6. Pengambilan Sampel Atribut atas Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substanstif atas Transaksi
            Oleh karena pentingnya pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk akuisisi dan pengeluaran kas, maka penggunaan sampel atribut bisa dilakukan.pendekatan ini sama dengan yang digunakan dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penjualan yang dibahas pada bagian “pengambilan sampel audit secara statistik”
            Terdapat tiga perbedaan penting dalam akuisisi dan pembayaran jika dibandingkan dengan siklus lainya, yaitu:
1.      Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus ini, termasuk akun laporanlaba/rugi dan nerac.potensi salah saji meningkat pada terjadinya salah saji klasifikasi, yang kemungkinan akan mempengaruhi pendapatan. Contohnya adalah kesalahan klasifikasi antara biaya perbaikan dan pemeliharaan dan akiva tetap. Akibatnya, auditor biasanya mengurangi tingkat pengecualian yang dapat diterima, terutama untuk atribut klasifikasi.
2.      Biasanya, siklus untuk transaksi membutuhkan penilaian, seperti dalam biaya sewa guna usaha dan biaya konstruksi. Penilaian ini dapat meningkatkan kemungkinan salah saji. Akibatnya, auditor biasanya mengurangi tingkat pengecualian yang dapat diterima untuk akurasi.
3.      Jumlah uang untuk masing-masing transaksi dalam siklus memiliki cakupan luas. akibatnya, auditor biasanya memisahkan jumlah yang bernilai besar atau tidak lazim dan melakukan pengujian atas seluruh bagian tersebut.

E. METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO UTANG DAGANG
            Oleh karena seluruh transaksi siklus akuisisi dan pembayaran masuk melalui utang dagang, maka akun tersebut adalah penting dalam seluruh audit pada siklus akuisisi dan pembayaran. Utang dagang harus dipisahkan dari utang akrual dan kewajiban bunga. Suatu kewajiban merupakan utang dagang jika total jumlah dari kewajiban tersebut di ketahui dan terutang pada tanggal neraca. Jika kewajiban tersebut memasukan pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai wesel bayar, utang kontrak, utang hipotik, atau hutang obligasi.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Menpengaruhi Utang Dagang (tahap1)
            Risiko bisnis klien yang cukup besar dapat muncul dari perubahan tersebut. Misalnya, penjual bisa memiliki akses pada pencatatan utang dagang, sehingga mereka dapat memonitor status saldo utang dan melakukan rekonsiliasi transaksi. Pihak ketiga juga dapat mengakses pencatatan akuntansi, yang dapat menimbulkan salah saji jika akses ini tidak dikendalikan dengan benar. Pemfokusan pada pengembangan logistic atas perpindahan persediaan secara fisik keseluruh rantai distribusi perusahaan dapat mempersulit penetapan pisah batas yang efektif atas saldo utang dagang pad akhir tahun. Auditor perlu memahami perubahan sistem tersebut untuk menilai apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen akan menimbulkan kemungkinan terjadinya salah saji material.
Menetapkan Salah saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (tahap I)
Seperti halnya piutang dagang, transaksi yang berjumlah besar dapat mempengaruhi utang dagang. Saldo transaksi tersebut biasanya berjumlah besar, dihasilkan dari banyak vendor, dan biaya auditnya juga relative mahal. Untuk alasan ini auditor biasanya menetapkan salah saji yang dapat diterima yang tinggi untuk utang dagang. Untuk alasan ini pula, auditor menetapkan risiko bawaan sebagai risiko menengah atau tinggi. Mereka biasanya berfokus pada kelengkapan dan tujuan audit-terkait saldo pisah batas karena terdapat potensi kurang saji pada saldo utang.
Menilai Risiko Pengendalian dan Mendesain serta Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substatif atas Transaksi (Tahap I dan II)
            Setelah auditor menetapkan salah saji yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk utang dagang, mereka menilai pengendalian risiko berdasarkan oemahaman tentang pengendalian internal. Pengujian substantive akhir dari auditor. Oleh karena itu auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang hubungan antara pengendalian dan utang dagang.
Selain pengendalian, personel yang independent atau program computer perlu merekonsiliasi laporan vendor dengan pencatatan utang setiap bulan dan merekonsiliasi berkas utama utang dengan buku besar. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor mendesain dan melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi untuk akuisisi dan pengeluarankas.
Mendesain dan melakukan prosudur analitis (Tahap III)
Penggunaan prosodur analitis merupakan hal penting dalam siklus akuisisi dan pembayaran seperti pada siklus lainya, trutama untuk mengungkap salah saji dalam utang.  Untuk neraca dan akun laporan laba/rugi dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang di perlukan untuk mengungkap mana yang memerlukan perhatiaan lebih.
Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkap salah saji dalam utang dagang dan akun beban. Oleh karena akuntansi merupakan sistem dua sisi,maka salah saji dari akun beban biasanya juga menghasilkan kesalahan dalam pencataan utang. Oleh kerana itu,membandingkan beban tahun berjalan seperti sewa, utilitas,dan latihan rutin lain dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan prosodur efektif untuk menganalisis utang ketika beban dari tahun ke tahun relatif stabil.
Mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo utang dagang (Tahap III)
Tujuan keseluruhan dalam audit utang dagang adalah untuk menentukan apakah saldo utang piutang disajikan secara wajar dan benar.terdapat perbedaan penting dalam pemfokusan audit atas utang dan aset. Ketika auditor melakukan verifikasi terhadap aset,mereka berfokus pada lebih saji mulai verifikasi oleh konfirmasi,pemeriksaan fisik dan pemriksaan dokumen pendukung.
Perbedaan dalam pemfokusan pada audit aset dan utang di hasilkan langsung dari tanggung jawab hukum akuntan publik. Jika investor,kriditur,dan pengguna lainya menentukan bahwa laporan modal setelah penerbitan audit laporan keuangan secara material lebih saji,maka kemungkinan akan terjadi gugatan akuntan publik.namun demikian,auditor harus menghindari penekanan yang terlalu besar pada lebih saji atas modal pemilik dengan mengabaikan kurang saji.
Pengujian utang lewat waktu
Oleh kerana fokus pada akun utang terletak pada kurang saji,maka pengujian utang lewat waktu merupakan hal yang penting dalam audit utang dagang.lingkup pengujian untuk mengungkap tidak tercatatnya suatu utang(sering di sebut sebagai pencarian utang dagang yang tidak tercatat)sangat tergantung pada pengendalian risiko yang dinilai dan materealitas saldo pontensial pada akun.
Pengujian pisah batas
Pengujian lewat batas untuk utang dagang dilakukan untuk menentukan apkah transaksi yang dicatat sebelum atau sesudah tanggal neraca dimasukan dalam periode yang benar.tetapi pengujian ini menekankan pada kurang saji,untuk menguji jumlah kurang saji pada pisah batas ,auditor haru menelusuri laporan tagihan yang di terbitkan setelah akhir tahun untuk memastikan bahwa tagihan tidak dimasukan sebagai utang dagang (jika tidak termasuk dalam pengiriman barang dalam perjalanan,seperti yang dibahas sebelumnya.

Hubungan antara pisah batas dengan pengamatan fisik persediaan
Untuk menentukan apakan pisah batas sudah benar dilakukan,auditor perlu melakukan pengujian pisah batas sesuai dengan pengamatan fisik atas persediaan misalnya,diasumsikan bahwa pembeliaan persediaan sebesar Rp 400.000.000 di terima pada tanggal 31 desmber sore, setelah pengitungnan fisik perediaan dilakukan.jika pembelian temasuk dalam utang dagang dan pembeliaan yang di catat,tetapi tidak termasuk dalam persediaan,maka laba bersih akan kurang saji Rp400.000.000.
Persediaan dalam perjalaan
Dalam utng dagang,auditor harus membedakan antara pembelian persediaan yang berbasis FOB tjuan dan FOB tempat asal.untuk FOB tujuan, pemilikan berpindah kembali saat kiriman barang di terima,dan pada saat pembeliaan berbasis FOB tempat asal,perusahaan harus mencatat persediaan dan utang dagang terkait pada periode berjalan jika pengiriman terjadi atau sebelum tanggal neraca.dan ketika pengiriman dilakukan pda atau sebelum tanggal nerca,persediaan dan utang dagang yang terkait harus dicatat pada periode berjalan jika jumlahnya material.
RELIABILITAS BUKTI
Perbedaan antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor Auditor
Harus membedakan antara faktur vendor dengan laporan vendor dalam melakukan verifikasi jumlah yang dinyatakan dalam vendor tersebut. Laporan vendor lebih baik dalam melakukan verifikasi utang dagang karena memasukkan saldo akhir. Faktur vendor lebih baik dalam melakukan verifikasi transaksi satu persatu dan faktur tersebut menunjukkan perincian pembelian.
Perbedaan antara faktur vendor, laporan vendor dan konfirmasi
Auditor haru membedakan antara faktur vendor dan laporan vendor dalam melakukan verifikasi jumlah yang dinyatakan oleh vendor tersebut. Auditor akan mendapatkan bukti yang kuat atas transaksi ketika memriksa faktur vendor dan dokumen terkait,seperti laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Laporan fendor tidak sepenting faktur dalam melakukan verifikasi transaksi individual karana dalam laporan tersebut terdapat total jumlah transaksi.laporan tersebut tidak memasukan jumlah unit yang di beli,harga,ongkos-ngkos angkut atau data lainya. Dan disini juga terdapat antara perbedaan laporan vendor dan konfirmasi. Perbedaan utama anatara laporan vendor dan konfirmasi utang dagang adalah imformasinya. Laporan vendor dibuat oleh vendor atau pihak ketiga yang independent,tetapi ada di tangan klien pada saat di priksa auditor. Klien memiliki kesempatan untuk mengganti laporan vendor atau menahan laporan vendor tertentu agar tidak di temukan oleh auditor.oleh krana ketersediaan laporan vendor dan faktur vendor, di mana keduanya merupakan bukti anadal karana berasal dari pihak ketiga,maka konfirmasi utang dagang menjadi tidak umum dibandingkan dengan konfirmasi piutang dagang.
Jumlah sampel
Pembahasan mengenai pengujian perincian saldo utang dagang memberikan penekanan pada prosodur audit tertentu yang dilakukan,dokumen dan catatan yang di priksa,dan waktu pengujian. Auditor juga harus mempertimbangkan jumlah sampel dalam audit utang dagang. Sampel untuk pengujian utang dagang dapat bervariasi,tergantung pada faktor materialitas utang dagang,jumlah utang beredar,resiko audit yang di ketahui,dan hasil audit tahun sebelumnya. Saat pengendalian internal klien tidak efektif dan hal ini untuk utang dagang,hampir seluruh populasi harus di ferivikasi.dalam kondisi lain,setidaknyatetap di lakukan pengujian minimal yang memadai.
Pengambilan sampel statistik tidak bisa di gunakan dalam audit utang dagang dibandingkan piutang dagang.menentukan populasi dan jumlah populasi lebih sulit dalam audit utang dagang. Oleh penekanan terletak pada penghapusan utang dagang,maka auditor harus memastikan bahwa populasi telah mencakup kemungkinan utang yang ada. 
BAB III
KESIMPULAN
Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan barang jasa, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.
Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus akuisisidan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang, yaitu:
1.      Pengujian akuisisi: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, serta mengakui kewajiban.
2.      Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis: memroses dan mencatat pengeluaran kas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Rekonsiliasi Pajak

Laporan Individu KKN (Kuliah Kerja Nyata)